Kacapiring yang memiliki nama latin Gardenia Augusta juga dikenal dengan nama Gardenia jasminoides yang berarti “seperti melati” walaupun tidak ada hubungannya dengan marga Jasminum (Melati). Tumbuhan ini sendiri termasuk dalam rumpun kopi-kopian atau Rubiaceae.
Kacapiring termasuk tanaman perdu tegak. Tinggi tanaman ini berkisar 1-3 meter. Tanaman yang berasal dari Cina atau Jepang ini banyak tumbuh di alam bebas, Daunnya berbentuk bulat telur, tebal, permukaan daun berwarna hijau tua yang mengkilat. Pada tiap ujung-ujung tangkainya muncul sekuntum bunganya yang mempunyai 6 daun mahkota. Pada waktu mekar bunganya berwarna putih bersih namun lambat laun akan menjadi krem kekuningan. Bunganya berwarna putih dan sangat harum. Aroma wangi yang terpancar dari bunga ini dihasilkan dari sejenis senyawa kandungan zat linalol dan styrolyl
Tanaman ini dapat tumbuh subur di tempat-tempat terbuka dan terkena sinar matahari langsung. Beberapa jenis hibrida yang berasal dari Belanda memiliki bunga yang lebih putih dan besar dan dengan tingkat kewangian yang lebih mencolok, sehingga selain perkembangbiakan dengan cara stek atau cangkok sekarang ini juga dilakukan dengan cara sambung pucuk sehingga dalam satu pohon Kacapiring memiliki variable yang berbeda.
Dengan pemeliharaan yang mudah, Kacapiring banyak diminati sebagai tanaman hias atau di tanam di pekarangan rumah. Selain keindahan bunganya yang mempercantik taman dan keharuman wangi bunganya, tanaman ini terutama daunnya juga memiliki banyak khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti demam, sariawan dan diabetes. Buahnya mengandung crocin (salah satu jenis karotenoida) berwarna kuning cerah seperti yang terdapat pada safron. Buah yang kering merupakan bahan pewarna. Di Jepang, bahan pewarna dari Kacapiring digunakan untuk pencelupan tekstil dan pewarna kue tradisional (wagashi) dan asinan lobak (takuan).
Di beberapa daerah, tanaman ini memiliki nama asing, seperti: Belanda (Kaapse Jasmijn), Inggris (Cape Jasmine), Sansekerta (Gandharaj), Sumatera (Menlu Bruek, Raja Putih, Sang Klapa), Jawa (Peciring, Cepiring, Ceplok Piring). Di Bali tanaman ini dikenal dengan nama Jempiring dan di pergunakan sebagai maskot kota Denpasar.
(dari berbagai sumber, photos by me)
(dari berbagai sumber, photos by me)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar